100 Tarian Tradisional Daerah Di Indonesia Yang Terkenal (Pembahasan Lengkap)
Seiring berjalannya waktu kita sudah memasuki era informasi, dimana kita bisa dengan mudah mendapatkan semua informasi yang kita butuhkan melalui internet. Tak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut pula yang "mengilhami" kami untuk membuat sebuah wadah guna menampung berbagai informasi yang kami anggap penting terutama untuk para siswa yang saat ini menjalani proses belajar mengajar secara online serta untuk umum. Maka terbentuklah situs Pembahasan Lengkap.
Penjelasan Lengkap 100 Tarian Tradisional Daerah Di Indonesia Yang Terkenal
Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Tarian Tradisional Daerah? Mungkin anda pernah mendengar kata Tarian Tradisional Daerah? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, sejarah dan 100 tarian tradisional daerah di Indonesia. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Tari Tradisional
Tari tradisional adalah suatu tarian yang pada dasarnya berkembang di suatu daerah tertentu yang berpedoman luas dan berpijak pada adaptasi kebiasaan secara turun temurun yang dipeluk/dianut oleh masyarakat yang memiliki tari tersebut.
Sejarah Tari Tradisional
Kita mengenal banyak jenis Tari, namun tahukah anda bagaimana perjalanan sejarah dari tari tersebut hingga berkembang menjadi saat ini ?, Berikut uraian singkat tentang perkembangan tari tersebut :
-
Zaman prasejarah
Adalah zaman sebelum lahirnya kerajaan di Indonesia.Wujud dan bentuk tariannya cendrung menirukan gerak alam lingkungannya yang bersifat imitatif. Sebagai contoh menirukan binatang yang akan diburu, pemujaan, dan penyembuhan penyakit.
-
Zaman Indonesia Hindu
Seni tari mulai digarap dan banyak dipengaruhi oleh kebudayaan dari India.Beberapa jenis tari pada zaman Indonesia Hindu,seperti tari-tarian adat dan keagamaan berhasil disempurnakan menjadi tarian yang mempunyai nilai artistik yang tinggi.Sebagai contoh,Wayang Wong,Klana Topeng,Dramatari Topeng,dan Wayang Topeng.
-
Zaman Indonesia Islam
Seni tari mengalami kejayaan penggarapannya di lingkungan keraton,yaitu di Kasunanan dan Kasultanan.Kedua kerajaan tersebut mengembangkan identitasnya yang akhirnya muncul menjadi dua jenis tari,yaitu Kasunanan (Bedaya Ketawang, Serimpi, Gamyong, Wayang Wong, dan Langendriyan), dan Kasultanan (Tari Merak, Joget Mataram, Bedaya Semang, dan Langen Mandrawanara).
-
Zaman Penjajah
Tari-tarian mengalami kesuraman sebab dalam suasana penjajahan. Untuk mengangkat semangat kepahlawanan akibat penjajahan muncul jenis tari Pejuang, Prajuritan, Bondoyudo, dan Prawiroguna.
-
Zaman Setelah Merdeka sampai Sekarang
Perkembangan seni tari kembali mulai difungsikan, yaitu untuk upacara keagamaan dan untuk hiburan.
1. Tarian Tradisional Daerah Nanggroe Aceh Darussalam
Aceh merupakan daerah Serambi Mekah yang memiliki beranekaragam macam tarian tradisional yang indah dan unik, ahkan diantara tariannya telah banyak yang populer oleh masyarakat Indonesia bahkan go Internasional, seperti tarian pembukaan Asean Game tahun lalu yang dipertunjukan tarian taro jaroe yang viral sampai Internasional. Berikut ini daftar tarian dari Nanggroe Aceh Darussalam, antara lain:
1. Tari Seudati
Tari seudati merupakan tari tradisional berasal dari Nanggroe Aceh Darussalam, tari tersebut pertamanya adalah tarian yang berasal di negeri arab dengan konteks beragama Islam.
2. Tari Saman
Tari saman merupakan tarian tradisional dari Nanggroe Aceh Darussalam yang kedua, yang telah menjadi perhatian masyarakat dunia Internasional.
Tarian tersebut erat dengan budaya keagamaan dan mempunyai koreografi posisi duduk berbaris-baris dan berbarengan dengan gerakan tangan dari seluruh penari yang satu gerakan menjadikan tari saman memiliki gambaran yang indah untuk dilihat. Tari saman juga berbarengan dengan nada syair yang kaya akan pesan budaya keagamaan seperti filsafat tata susila.
3. Tari Bines
Tari Bines merupakan tari tradisional berasal dari kabupaten Gayo Lues. Tarian tersebut terdapat dan tumbuh di kawasan Aceh Tengah, namun sesudah itu dibawa ke kawasan Aceh Timur.
Sejarah menyebutkan, bahwa tarian tersebut diperkenalkan oleh salah satu tokoh ulama bernama Syech Saman sebagai bentuk berdakwah. Tari tersebut dijalankan oleh kalangan wanita dengan duduk berbaris sembari menyanyikan syair yang berisi dakwah atau informasi pembangunan.
4. Tari Didong
Seni tari didong merupakan kesenian tradisional warga Gayo yang masih ada sampai pada saat ini, mempunyai kepentingan sosial tinggi dari setiap budaya masyarakatnya. Kesenian Didong adalah gabungan antara seni dan suara seni tari dengan tema sastra, misalnya syair-syair sebagai unsur dasarnya.
5. Tari Guel
Tari guel merupakan seni tari khazanah budaya Gayo di tanah Aceh. Tari guel mempunyai arti membunyikan. Khususnya di kawasan dataran tinggi gayo, seni tari tersebut memiliki cerita panjang dan unik.
Para peneliti dan koreografer tari beranggapan tarian tersebut bukan seadanya tari umum, sebaliknya sebuah campuran dari seni musik, seni sastra dan seni tari itu sendiri.
2. Tarian Tradisional Daerah Sumatera Utara
Terdapat banyak tarian tradisonal dari Sumatra Utara yang merias kekayaan seni tari Indonesia. Kali ini saya akan memberikan beberapa dari tarian Sumatra Utara yang sudah banyak orang yang memahaminya. Berikut ini daftar tarian dari Sumatera Utara, antara lain:
-
Tari Serampang Dua Belas
Tari Serampang Dua Belas merupakan tarian dari daerah Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Tarian serampang dua belas termasuk tarian pergaulan yang dimimbarkan oleh beberapa penari pria juga wanita secara berpasang-pasangan. Selain kaya dengan nilai seni, tarian tersebut kaya juga akan makna dan nilai-nilai kehidupan di dalamnya.
Tari tersebut adalah arian yang sangat populer di Sumatera Utara, khususnya di daerah Serdang Bedagai yang sebagai daerah asalnya.
-
Tari Tor-Tor
Tari Tor Tor merupakan jenis tari yang berasal dari suku Batak, Sumatera Utara. Sejak abad ke-13, Tari Tor Tor telah menjadi tari budaya suku Batak asli. Estimasi tersebut disampaikan oleh mantan dari anggota balkon Sumatera Utara pada tahun 1973 hingga 2010 dan juga ahli Tari Tor Tor.
Dahulu, tradisi tari Tor Tor hanya terdapat pada kehidupan suku Batak yang berada di kawasab Samosir, kawasan Toba dan sebagian kawasan Humbang. Namun, sesudah masukknya Agama Kristen di kawasan Silindung, budaya tersebut populer dengan budaya tarian modern dan menyanyi.
3. Tarian Tradisional Daerah Sumatera Barat
Tari Tradisional Sumatera Barat yang dipersembahkan oleh ras Minangkabau yang memiliki ciri yang sangat dipengarui agama Islam.
Bukan hanya itu, kemampuan dari masyarakat Minangkau yang suka akan berkelana dan keindahan adat matrilineal juga ikut memperdampak tarian yang memvisualkan adat Minangkabau tersebut. Berikut ini daftar tarian dari Sumatera Barat, antara lain:
1. Tari Piring
Tari piring dipercayai telah ada sejak abad ke 12 Masehi, datang dari kebudayaan asli para masyarakat Minangkabau, Sumatera Barat.
Dulu tarian tersebut adalah tarian pujaan untuk para dewa yang telah membagikan hasil panen yang kaya selama setahun. Harus dipahami bahwa sebelum Islam masuk ke Minangkabau, sebagian besar masyarakat Minangkabau masih berkepercayaan agama Budha, Hindu dan sebagian Animisme.
2. Tari Payung
Tari payung merupakan tari tradisional dari minangkabau yang melibatkan payung sebagai media tariannya.Tari payung tersebut dijalankan oleh sekian penari yang saling berpasangan antar pria maupun wanita. Gerakan pada tari payung menceritakan mengenai cerita kasih sebuah pasangan.
4. Tarian Tradisional Daerah Sumatera Selatan
Begitu banyak tari tradisional yang berada di seluruh wilayah Indonesia, Tari Adat dari Sumatera Selatan merupakan tarian yang wajib anda ketahui. Berikut ini daftar tarian dari Sumatera Selataran, antara lain:
-
Tari Tanggai
Tarian Tanggai merupakan tarian yang berasal dari daerah Palembang Sumatera Selatan yang kini tumbuh di Sumatera Selatan yang dipanggungkan untuk menerima tamu saat resepsi adat setempat.
Dulunya tari tersebut dipanggungkan sebagai tari sembahan untuk dewa Siwa dan membawa hidangan buah dan jenis bunga guna untuk, pemberian sehingga tari tanggai merupakan tarian sakral.
-
Tari Putri Bekhusek
Tari Putri Bekhusek merupakan tarian yang berasal dari Sumatra Selatan yang maknanya sang putri yang sedang bermain. Tari tersebut sangat populer di daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu juga menandakan ketentraman dan kedamaian Sumatra Selatan.
-
Tari Gending Sriwijaya
Tari Gending Sriwijaya merupakan lagu dan tarian tradisional masyarakat Palembang, Sumatera Selatan. Lagu Gending Sriwijaya dimainkan untuk mengiringi Tari Gending Sriwijaya. Baik lagu maupun tarian tersebut menggambarkan keberhasilan, kemuliaan budaya dan keagungan Kerajaan Sriwijaya yang pernah sukses mempersatukan kawasan Barat Nusantara.
5. Tarian Tradisional Daerah Riau
Riau mempunyai kekayaan budaya dan kebiasaan yang sangat indah. Diantara kekayaan budaya dari Provinsi Riau tersebut merupakan tari tradisional. Apa saja tari tradisional daerah Riau? Berikut ini daftar tarian dari Riau, antara lain:
1. Tari Tandak
Tari Tandak merupakan tarian tradisional dari Riau. Tarian tersebut termasuk tarian pergaulan yang biasanya diselenggarakan oleh para penari pria maupun wanita.
Dengan berpakaian tradisional melayu menari dengan gerakannya khas dan diiringi oleh lagu dan musik pengiring. Tarian tersebut umumnya dipertunjukkan di beraneka acara, baik untuk acara adat maupun acara budaya.
2. Tari Joged Lambak
Joged Lambak merupakan tarian dari Riau dan sebuah tarian yang terkenal di kalangan masyarakat melayu. Dalam perkembangannya, tari joged lambak telah berkembang di kawasan Bintan, Moro, Batam dan tersebar luas sampai Kepulauan Riau.
6. Tarian Tradisional Daerah Kepulauan Riau
Kepulauan Riau merupakan provinsi di Indonesia dimana Tanjung Pinang sebagai ibukotanya. Kepulauan Riau mempunyai berbagai macam kekayaan budaya dari musik, sastra dan tari dengan beraneka macam pengaruh dari budaya Arab dan Melayu. Di bawah ini kamu akan jumpai sebagian tarian tradisional di Kepulauan Riau. Berikut ini daftar tarian dari Kepulauan Riau, antara lain:
-
Tari Zapin
Tari Zapin merupakan tarian rumpun Melayu yang melipur juga sarat dengan pesan agama dan pendidikan. Tari zapin tersebut memiliki norma dan tatanan yang tidak boleh diganti dari zaman ke zaman, tatapi keindahan yang tidak hilang begitu saja.
-
Tari Melemang
Tari Melemang merupakan tarian tradisional dari Bintan, Kepulauan Riau. Tari Malemang pada awalnya hanya dimainkan untuk golongan istana saja, efisiennya adalah sejak abad ke 12.
Karena termasuk tarian istana, tari Melemang dimainkan oleh para abdi dari kerajaan Bentan. Tetapi, sejak Kerajaan Bentan runtuh, tari Melemang bertopeng menjadi pementasan untuk rakyat.
7. Tarian Tradisional Daerah Jambi
Jambi adalah provinsi yang penduduknya kalangan suku adat melayu. Umumnya masyarakat melayu yang menduduki di Provinsi lainnya di Indonesia, masyarakat Jambi juga memiliki beraneka macam tradisi dan juga adat istiadat dan juga dengan seni tari tradisional Jambi. Berikut ini daftar tarian dari Jambi, antara lain:
1. Tari Sekapur Sirih
Tari Sekapur Sirih merupakan tari persembahan yang berasal dari daerah Jambi. Tari adat jambi tersebut banyak kesesuaian dengan tari Melayu.
2. Tari Selampir Delapan
Tari Selampit Delapan adalah bentuk dari pergaulan pemuda-pemudi Jambi. Tari Selampit Delapan memiliki nilai yang sangat penting dalam memperteguh pergaulan.
8. Tarian Tradisional Daerah Bangka Belitung
Masyarakat Bangka Belitung 75% merupakan suku adat Melayu, selebihnya adalah dari suku Tionghoa, Madura, dan Jawa. Dengan kalangan masyarakat yang melayu, maka tidak bingung ketika mempunyai ciri budaya seperti keadaannya provinsi lain di Sumatera, termasuk juga tarian tradisional. Berikut ini daftar tarian dari Bangka Belitung, antara lain:
-
Tari Campak
Tari Campak merupakan tarian tradisional dari Bangka Belitung yang menceritakan kegembiraan bujang dan dayang di Bangka Belitung. Tarian tersebut biasanya dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari kebun (ume).
Tari campak juga dipertunjukkan sebagai pertunjukkan untuk beraneka macam aktivitas seperti penantian tamu terhormat ataupun pesta pernikahan dan jenis pesta lainnya. Tarian tersebut mulai berkembang di masa penjajahan bangsa Portugis yang menduduki wilayah Bangka Belitung.
Kondisi tersebut terlihat dari beberapa jenis pada tari Campak diantaranya akordion dan pakaian penari perempuan yang akrab akan gaya Eropa.
-
Tari Sepen
Tari Sepen adalah tarian tradisional dari Bangka Belitung yang umumnya dibawakan untuk menyambut tamu tamu kehormatan yang datang ke Bangka Belitung. Tari sepen sangat akrab akan budaya melayu, mulai dari gerakan tari yang berisi unsur gerak pencak silat, kostum atau baju tradisional yang dipakai oleh penari, hingga dengan musik pengiring yang benar-benar bernuansa melayu.
-
Tari Men Sahang Lah Mirah
Tari Men Sahang Lah Mirang merupakan tarian tradisional dari Provinsi Bangka Belitung yang memvisualkan kesenangan masyarakat Bangka Belitung yang sedang mengambil hasil panen berupa lada putih.
Dalam menjalankan panen lada putih tersebut, masyarakat Bangka Belitung selalu memanjatkan puji dan syukur pada tuhan yang maha esa.
-
Tari Beripat
Tari Beripat adalah seni pementasan ketangkasan yang dijalankan oleh dua orang yang membawa kepunyaan berupa rotan. Para penari laki-laki yang hanya menggunakan celana panjang tersebut berusaha untuk memukulkan rotan ke arah punggung lawannya. Siapa yang memperoleh luka punggung paling sedikit, maka dialah yang ditentukan sebagai pemenang.
9. Tarian Tradisional Daerah Bengkulu
Selain batik, Bengkulu juga terkenal dengan tari tradisional yang indah. Tarian yang selalu dipentaskan untuk menyambut tamu khususnya merupakan Tarian Andun. Selain itu masih terdapat banyak tarian yang belum kita pahami. Berikut ini daftar tarian dari Bengkulu, antara lain:
1. Tari Andun
Tari Andun merupakan tari tradisional yang sudah dijalankan oleh masyarakat Bengkulu Selatan sejak zaman dahulu. Tari Andun adalah tarian pergaulan sebagai media mencari jodoh yang dijalankan oleh pemuda dan pemudi pada malam hari, pada acara adat maupun pesta perkawinan. Akan tetapi, pada saat itu, tari Andun lebih banyak berfungsi sebagai media pertunjukkan dan upaya pelestarian kesenian tradisional dari Bengkulu.
2. Tari Ganau
Tari Ganau adalah tarian yang dobarengi dengan musik. Dikontrol oleh iringan musik tradisional Bengkulu, misalnya mandolin, rebab dan kendang serta lagu dengan irama melayu.
Tarian tradisional Ganau tersebut dipentaskan oleh penari wanita dan laki-laki. Dimulai dengan irama gerakan yang lambat diakhiri dengan gerakan yang cepat dan menduga-duga. Gerakan tangan, serta melompat dan formasi yang selaras dengan iringan musik sebagai ciri khas yang dari tarian tersebut.
3. Tari Kejei
Tari Kejei adalah kesenian rakyat Rejang yang dijalankan pada setiap musim panen datang. Tarian Kejei tersebut diperankan oleh para muda-mudi di pusat desa pada malam hari di tengah-tengah pencahayaan lampion. Keistimewan tari tersebut merupakan media musik pengantar terbuat dari bambu, contohnya kulintang, seruling dan gong.
Tarian diperankan berbagai macam orang yang membentuk lingkaran dengan berdekatan searah yang menyamai seperti jarum jam. Tarian tersebut pertama kali dicatat oleh seorang pedagang Pasee yang bernama Hassanuddin Al-Pasee yang berdagang ke Bengkulu pada tahun 1468. Namun, ada pula pemberitahuan dari Fhathahillah Al Pasee, yang pada tahun 1532 berkunjung ke Bengkulu.
4. Tari Lanan Belek
Tari ini diangkat menurut kisah rakyat mengenai seorang bidadari yang tertekan tertinggal, karena saat lagi mandi bersama-sama temannya yang lain selendangnya diambil orang. Suatu saat selendangnya dijumpa kembali dan bidadari tersebut kembali pulang meninggalkan si pemuda yang mendendam.
10. Tarian Tradisional Daerah Lampung
Kali ini kita akan mulai memahami tarian tradisional Lampung. Tari Tradisional tersebut sangat terkenal karena banyak dipertontonkan pada acara-acara, seperti penyambutan tamu maupun acara adat lainnya. Berikut ini daftar tarian dari Lampung, antara lain:
-
Tari Sembah
Tari sembah adalah tarian tradisional dari Provinsi Lampung yang berasal dari Suku Pepadun. Pada awalnya Tari Sembah dipertunjukkan pada acara penyambutan para raja dan tamu-tamu istimewa. Pada saat itu, Tari Sembah populer sebagai tari penyambutan yang tujuannya merupakan menghormati tamu yang datang.
Selain dipertunjukkan pada upacara adat penyambutan tamu, tari sembah juga dipertunjukkan pada upacara adat pernikahan dengan tujuan yang sama yakni penyambutan para tamu yang datang pada acara tersebut.
-
Tari Cangget Agung
Konon, sebelum tahun 1942 atau sebelum kedatangan Jepang ke Indonesia, tari cangget selalu dipertunjukkan pada setiap upacara yang berkaitan dengan gawi adat, misalnya upacara mendirikan rumah, panen raya dan mengantar orang yang akan pergi menunaikan ibadah haji.
-
Tari Melinting
Tari Melinting merupakan peninggalan Kerajaan Melinting yang berada di Lampung Timur. Tari Melinting termasuk tarian tertua, karena diberitakan tarian tersebut telah ada sejak masuknya Islam di Indonesia, khususnya lagi di Lampung.
Fungsi Tari Melinting adalah tarian keluarga Ratu Melinting dan hanya dipertunjukkan oleh Kkeluarga Ratu saja ditempat yang tertutup, tidak boleh didemikan oleh sembarang orang. pertunjukkannya pun hanya pada saat Gawi Adat Keagungan Keratuan Melinting saja. Personal penarinya pun hanya sebatas pada putra maupun putri Ratu Melinting saja.
11. Tarian Tradisional Daerah DKI Jakarta
Provinsi DKI Jakarta yang adalah Ibukota Negara Republik Indonesia tidak kalah dengan daerah lainnya dalam bidang seni maupun kebudayaan. Meskipun sudah sebagai kota metropolitan, tapi Ibukota Jakarta juga tetap menjaga kesenian dan kebudayaan tradisional, diantaranya pelestarian lagu daerah Betawi, Alat musik tradisional dan seni tari tradisional. Berikut ini daftar tarian dari DKI Jakarta antara lain:
1. Tari Yapong
Tari Yapong adalah tari kreasi baru yang berlatang belakang akulturasi budaya tradisional. Tari Yapong ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis dan eksotis. Dalam gerakan tarian Yapong diperlihatkan suasana yang gembira karena menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Adegan tersebut dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun.
kata tersebut muncul dari lagunya yang berbunyi ya, ya, ya, ya yang dinyanyikan oleh penyanyi pengiringnya serta suara musik yang terdengar pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” yang semakin lama berkembang menjadi Yapong.
2. Tari Topeng Betawi
Pada awalnya Tari Topeng Betawi dipentaskan secara berkeliling oleh para seniman yang diundang sebagai pengisi hiburan dalam acara seperti pesta pernikahan, khitanan, dan lainnya. Masyarakat betawi memilik keyakinan bahwa tarian ini bisa menjauhkan dari mara petaka.
Tetapi seiring dengan perubahan jaman, kepercayaan itu mulai luntur dan menjadikan tarian ini hanya hiburan dalam acara saja. Meskipun keyakinan tersebut mulai hilang, tarian ini tetap di adakan untuk memeriahkan pesta maupun acara adat.
3. Tari Sirih Kuning
Tarian sirih kuning ini biasanya juga diadakan untuk mengiringi pengantin Betawi memasuki pelaminan serangkai dengan proses penyerahan sirih dare oleh mempelai pria kepada pengantin wanita atau pada hiburan penyambutan tamu kehormatan maupun perayaan lengkap dengan irama lagu khas Betawi.
4. Tari Lenggang Nyai
Tari Lenggang Nyai masih dipengaruhi oleh budaya Cina seperti halnya tari cokek. Tari Lenggang Nyai dibawakan oleh sekelompok gadis belia berjumlah 4 hingg 6 orang. Tari Lenggang Nyai Betawi ini umumnya sering dipertunjukkan pada acara-acara resmi penyambutan tamu penting atau pernikahan.
Gerakan dalam Tari Lenggang Nyai ini menggambarkan karakter dan cerita dari Nyai Dasimah. Dalam pertunjukannya, penari menari dengan gerakan yang lincah yang menggambarkan keceriaan dan keluwesan gadis Betawi. Kelincahan tersebut terlihat dari gerak tubuh, kaki dan tangan para penari yang bergerak secara dinamis.
Selain itu ada gerakan dari satu sisi ke sisi lain yang menggambarkan kebingungan Nyai Dasimah saat mengambil keputusan untuk memilih pendamping hidupnya.
5. Tari Zapin Betawi
Tari Zapin Betawi merupakan tarian tradisional yang merupakan purwarupa dari tari Zapin dari Riau. Pengubahan kata Zapin menjadi Zapin dikarenakan kebiasaan masyarakat Betawi menyebut kata Z dengan huruf J. Tari Zapin diiringi oleh musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari alat musik gambus dan marwas.
Keunikan Tari Zapin Betawi ini dilihat dari kelincahan para penarinya yang melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara berpasangan.
6. Tari Cokek
Sepertinya Provinsi Banten yang memiliki tari Cokek didaerah Tangerang, masyarakat provinsi DKI Jakarta pun mempunyai tari Cokek yang merupakan kebudayaan asli Betawi.
Masyarakt suku Betawi saat ini memang tidak hanya tinggal di Provinsi DKI Jakarta, merekapun banyak tersebar di daerah Tangerang yang saat ini masuk ke Provinsi Banten.
12. Tarian Tradisional Daerah Jawa Barat
Jawa Barat mempunyai beraneka macam kesenian pertunjukan yang perlu kita kenal dan bersama-sama kita lestarikan agar tidak musnah tergerus oleh budaya-budaya barat yang belum tentu sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia. Salah satu kesenian yang dimiliki oleh Jawa Barat adalah seni tari tradisional. Beragam seni tari berkembang di masyarakat Jawa Barat.
Sebagian dari pertunjukan tari tradisional tersebut memang merupakan warisan seni dan tradisi secara turun temurun, ada pula tari tradisional Jawa Barat yang merupakan sebuah karya cipta dan kreatifitas pelaku seni. Berikut ini daftar tarian dari Jawa Barat, antara lain:
-
Tari Topeng Cirebon
Tari Topeng Cirebon adalah tarian tradisional yang sudah dikenal sejak zaman dahulu. Tarian ini diyakini masyarakat Cirebon telah ada sejak kesultanan Cirebon. Disebut dari topeng karena para penarinya menggunakan topeng saat beraksi.
Pada pertunjukan tari topeng Cirebon ini, penarinya disebut sebagai dalang. Hal ini disebabkan karena pada pertunjukan tari topeng biasanya penari menggunakan beberapa topeng yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Pada umumnya penari tari topeng menggunakan tiga topeng yang digunakan secara simultan.
Diawali dengan topeng warna putih, kemudian biru dan ditutup dengan topeng warna merah. Setiap perganian warna topeng yang dikenakan, gamelan yang ditabuh pun semakin keras sebagai perlambang dari karakter tokoh yang diperankan.
-
Tari Merak
Tari merak dari Jawa Barat ini diciptakan oleh seorang tokoh seni Raden Tjetjep Somantri pada tahun 1950. Tetapi, dalam perjalanan waktu dan sejarah Tari Merak ini mengalami beberapa kali revisi diantaranya Tari Merak yang telah dibuat ulang oleh Irawati Durban pada tahun 1965.
Dinamakan tari merak karena tarian tersebut memvisualkan kecantikan dan keindahan burung merak. Para penari tarian tradisional ini menggunakan kostum yang juga mirip dengan bulu burung merak.
-
Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk tilu adalah tarian tradisi Jawa Barat khususnya wilayah Priyangan, Bogor dan Purwakarta. Pertunjukan tari Ketuk Tilu terdiri dari penari wanita yang biasa disebut ronggeng dan nayaga sebagai pengiring musik. Pertunjukan ketuk tilu biasanya dijalankan dikawasan terbuka baik didalam maupun diluar ruangan, ronggeng biasanya akan menari mengitari lampu yang berkaki.
Pada pertunjukan Ketuk Tilu pertama dilakukan tatalu dengan tujuan untuk memanggil penonton. Setelah para penonton banyak pertunjukan akan diawali dengan tari pembuka, yaitu para penari wanita (Ronggeng) memasuki gelanggang, menari bersama mengitari lampu oncor, gerakan tarinya disebut dengan jajangkungan dan wawayangan dan gerakannya sudah ditata terlebih dahulu, dengan tempo irama lambat.
-
Tari Jaipong
Tari Jaipong merupakan tari tradisional dari Jawa Barat yang umumnya merupakan tari Ketuk Tilu. Tari Jaipong merupakan buah kreativitas seniman Jawa Barat Gugum Gumbira. Pada awal perkembangannya tari jaipong juga disebut ketuk tilu. Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari “Daun Pulus Keser Bojong” dan “Rendeng Bojong” yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan pria maupun wanita.
Saat ini tari jaipong telah menjadi ikon tarian di Jawa Barat. Tarian ini banyak ditampilkan baik pada acara perhelatan yang dijalankan masyarakat dan pemerintah Jawa Barat.
-
Tari Buyung
Tari buyung merupakan tarian tradisional Jawa Barat yang umumnya dijalankan pada acara puncak pada upacara seren taun yang dilakukan masyarakat Jawa Barat. Tarian tersebut adalah kreasi dari Emalia Djatikusumah, istri dari Pangeran Djatikusumah salah seorang sesepuh adat.
Tarian tersebut menggambarkan para gadis desa yang mandi dan mengambil air bersama-sama dicurug (air terjun) Ciereng dengan memakai buyung (tempat air dari logam atau tanah liat).
13. Tarian Tradisional Daerah Banten
Provinsi Banten yang tercita atas dasar Undang-undang 23 Tahun 2000, merupakan pemekaran dari Provinsi Jawa Barat. Seiring perkembangan Banten, banyak seni budaya yang berdiri menjadikannya ciri khas Provinsi Banten. Berikut ini daftar tarian dari Banten, antara lain:
1. Tari Walijamaliha
Tari Walijamaliha merupakan gambaran perkenalan untuk daerah Banten yang sarat dengan potensi alam yang berlimpah, daya tarik, bersejarah turunan kesultanan dan mempunyai bagian peraturan mengenai agama yang tidak diragukan.
Gambaran Keragaman Budaya terdiri dari Jawa Serang, budaya Sunda, Etnis Cina, India dan Arab hidup rukun menjadi bukti solidaritas juga kekompakan masyarakatnya untuk mambangun Banten.
2. Tari Grebeg Terbang Gede
Tari Grebeg Terbang Gede merupakan tari karya yang masih syarat dengan budaya yang berpegang untuk kesenian Terbang Gede dari Kota Serang dan gabungan dengan pencak silat khas dari Banten.
14. Tarian Tradisional Daerah Jawa Tengah
Jawa Tengah Sukses memperoleh beraneka macam karya Seni yang sampai sekarang menjadi salah satu seni budaya Jawa yang dilindungi akan kelestariannya salah satu darinya merupakan tarian tradisional Jawa Tengah. Berikut ini daftar tarian dari Jawa Tengah, antara lain:
-
Tari Bedhaya
Tari Bedhaya merupakan tarian klasik Jawa yang dikembangkan digolongan keraton mataram. Tari Bedhaya ditarikan oleh 7 hingga 9 orang penari yang biasanya wanita dengan dibarengi oleh iringan musik gamelan.
Untuk terlibar dalam tarian Bedhaya, para penari wanita harus memenuhi syarat masih perawan, tidak sedang menstruasi dan didahului dengan puasa yang menjadi bagian dari persyaratannya.
-
Tari Gambyong
Tari Gambyong pada awalnya adalah tari rakyat yang dipertunjukkan oleh penari jalanan. Pertunjukkan tari jalanan tersebut disebut dengan Tledek. Salah seorang penari tledek bernama Sri Gambyong cukup banyak populer oleh masyarakat Surakarta pada waktu itu adalah pada zaman Sinuhun Pakubowono IV (1788 hingga 1820). Sejak itulah tarian yang ditarikan disebut dengan tari Gambyong.
Sebelum tarian gambyong dimulai umumnya didahului dengan gendhing pangkur. Para penari memakai pakaian warna kuning dan warna hijau yang menjadi simbol kemakmuran dan kesuburan.
-
Tari Bondan
Tari Bondan merupakan jenis tari klasik yang berasal dari Surakarta, Jawa Tengah.Tarian tersebut mengisahkan bahwa kasih sayang ibu kepada anaknya melewati media menggendong bayi dengan payung terbuka dengan hati-hati dan penuh perhatian.
Tari Bondan tersebut bisa dijalankan oleh seorang wanita dengan menggendong boneka bayi dengan payung terbuka yang harus hati-hati karena dia menari di atas kendi dan kendi tersebut tidak boleh sampai pecah.
-
Tari Kuda Lumping
Kuda Lumping merupakan tarian tradisional yang memakai properti berupa kuda tiruan. Kuda lumping atau juga disebut dengan Jaranan adalah tarian tradisional dari Jawa yang mempertunjukkan sekelompok prajurit sedang menunggang kuda.
-
Tari Kethek Ogleng
Tari kethek ogleng adalah tari tradisional dari Jawa Tengah yang berasal dari desa Tokawi, kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan. Tari Kethek Ogleng itu telah ada sejak pada tahun 1962, yang sebagai hasil karya dari seorang petani yang berusia 18 tahun yang bernama Sutiman. Sutiman yang kini mempunyai sanggar seni krido wanoro terus meningkatkan tarian kethek ogleng tersebut.
Tari Kethek Ogleng pertama kali dipentaskan di kawasan pernikahan tepatnya akhir tahun 1963. Pementasan tersebut dijalankan atas permintaan Kepala Desa Tokawi pada Waktu itu D.Harjo Prawiro.
-
Tari Prawiroguno
Tari Prawiroguno merupakan tari tradisional dari Jawa Tengah yang memvisualkan seorang prajurit yang sedang berlatih diri dengan alat-alat senjata yang berbentuk pedang untuk menyerang musuh dan perisai sebagai alat untuk menjaga diri.
Dalam tari Prawiroguno terdiri dari enam bagian yakni maju beksan, beksan, sekaran, perangan, sekaran dan mundur beksan.
-
Tari Ronggeng
Tari ronggeng sudah berkembang di masyarakat Jawa Barat dan Jawa Tengah tampaknya dari zaman kuno, ukiran di bagian Karmawibhanga pada abad ke-8 Borobudur menampakkan adegan perjalanan perhimpunan hiburan dengan musisi dan penari wanita. yang pasti tari Ronggeng tersebut memang berbeda dengan tarian lainnya. Gerak tarian ronggeng lebih melampaui bahkan menuju ke eksotis.
Tari ronggeng sebenarnya adalah bagian dari upacara untuk memohon kesuburan tanah. Upacara tersebut dijalankan agar hasil pertanian masyarakat melimpah ruah. Karena berhubungan dengan kesuburan inilah, gerakan dalam tarian dengan penari laki-laki yang disebut dengan bajidor, sama dengan gerakan orang yang sedang bercinta.
15. Tarian Tradisional Daerah Yogyakarta
Tari tradisional Yogyakarta merupakan termasuk yang khusus dari Kota Pelajar ini. Rasanya kurang lengkap jika belum mengulas tentang jenis-jenis tari daerah Yogyakarta. Berikut ini daftar tarian dari Yogyakarta, antara lain:
1. Tari Golek Ayun-Ayun
Tari Golek Ayun-ayun adalah tarian tradisional yang berasal dari Yogyakarta yang diciptakan oleh Alm. KRT Sasmita Dipura (Romo Sas).
Tarian ini dipertunjukkan untuk menerima tamu kehormatan dan umumnya dibawakan oleh 2 orang penari. Gerakannya sangat tenang atau kalem dan penuh arti, seolah sang penari sedang bersolek. Gerakan yang lain juga menunjukkan seolah dia tengah menyulam.
2. Tari Beksan Srikandi Suradewati
Tari Beksan Srikandi Suradewati merupakan tari tradisional yang berasal dari Yogyakarta yang mengisahkan mengenai peperangan Dewi Suradewati dengan Dewi Srikandhi yang diambil dari serat Mahabaratha.
Suradewati merupakan adik Prabhu Dasalengkara yang ingin menjadikan Dewi Siti Sendari menjadi istrinya, maka Suradewati dikirim oleh kakaknya untuk mempersuntuk Dewi Siti Sendari untuknya. Pada hakekatnya Dewi Siti Sendari sudah dijodohkan oleh orang tuan nya dengan Raden Abimanyu.
3. Tari Arjuna Wiwaha
Tarian ArjunaWiwaha merupakan salah satu tarian tradisional yang dipertunjukkan di Keraton Yogyakarta. Tari Arjuna Wiwaha mengisahkan apabila Arjuna yang bertapa di Indrakila mendapati beraneka macam godaan.
Salah satu godaannya ialah ketika Ia diuji oleh para Dewa dengan diutus 7 orang bidadari yang diperintahkan untuk menggoda Arjuna supaya gagal dalam pertapaannya. Akan tetapi, karena keteguhan hatinya, para bidadari tidak tercapai untuk menggoda Arjuna, maka Indra datang sendiri berkamuflase menjadi seorang Brahmana tua. Mereka berdialog soal agama dan Indra menyebutkan jati dirinya dan pergi.
Kemudian, setelah itu ada seekor babi yang datang memberontak dan Arjuna memanahnya. Namun, pada saat yang bersamaan ada seorang pemburu tua yang datang dan juga memanahnya. Ternyata pemburu tersebut ialah Batara Siwa.
Sesudah itu Arjuna diberi tugas untuk membunuh Niwatakawaca seorang raksasa yang mengaduhkan kahyangan. Arjuna tercapai dalam tugasnya dan diberi karunai oleh para Dewa dengan diizinkan mengawini tujuh bidadari tersebut.
4. Tari Angguk
Tari Angguk adalah tari tradisional yang berasal dari Kulon Progo Yogyakarta. Dalam tarian ini menceritakan kisah tentang Umarmoyo-Umarmadi dan Wong Agung Jayengrono dalam Serat Ambiyo. Tarian ini dimainkan secara berkelompok oleh 15 penari wanita yang berkostum menyerupai serdadu Belanda dan dihiasi gombyok barang emas, sampang, sampur, topi pet warna hitam, dan kaos kaki warna merah atau kuning dan mengenakan kacamata hitam.
Tarian ini biasanya dimainkan selama durasi 3 sampai 7 jam. Tarian Angguk diperkirakan muncul sejak jaman Belanda, yang digambarkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan setelah panen padi.
5. Tari Langen Mandra Wanara
Langen Mandra Wanara merupakan salah satu bentuk drama tari Jawa yang mempergunakan materi tari tradisi klasik gaya Yogyakarta. Drama tari yang menggambarkan banyak wanara (kera) dan berfungsi sebagai hiburan ini merupakan perkembangan dari drama tari yang telah ada, yaitu Langendriya yang bersumber dari Serat Damarwulan.
Keduanya, baik Langendriya maupun Langen Mandra Wanara, disajikan dalam bentuk tari dengan posisi jengkeng atau jongkok1) disertai dengan dialog yang berupa tembang macapat. Bedanya, yang sekaligus merupakan perkembangannya, adalah lakon yang dibawakan. Jika lokan yang dibawakan dalam tari drama Langendriya bersumber dari ceritera yang lain, maka Langen Mandra Wanara bersumber dari cerita Ramayana, seperti: Subali Lena, Senggana Duta, Rahwana Gugur, dan lain sebagainya.
Pertunjukan Langen Mandra Wanara biasanya diadakan pada saat ada upacara-upacara, seperti perkawinan dan hari-hari besar lainnya. Pertunjukkan yang kurang lebih memakan waktu tujuh jam ini dilakukan pada malam hari dan biasanya bertempat di pendopo dengan penerangan lampu petromaks atau listrik. Pertunjukan Langen Mandro Wanara biasanya dilengkapi dengan alat musik gamelan Jawa lengkap (pelog dan selendro).
6. Tari Golek Menak
Tari Golek Menak adalah salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide sultan setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Disebut juga Beksa Golek Menak, atau Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak.
Dalam pertunjukannya, penari menari dengan gerakan disesuaikan dengan tokoh yang di perankan, karena setiap tokoh tentunya memiliki gerakan tersendiri. Gerakan dalam tarian ini lebih didominasi gerakan patah-patah seperti gerakan wayang golek. Gerakan tangan, bahu, kepala, kaki dan pinggul yang mengikuti iringan musik pengiring atau gendhing pengiring. Gerakan dalam tarian ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Untuk memainkan tarian ini, penari harus memiliki keluwesan dalam menari dan memiliki dasar gerak yang kuat.
16. Tarian Tradisional Daerah Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur memiliki beraneka macam budaya dan kesenian yang telah diakui secara nasional bahkan sebagiannya ada pula yang telah dipatenkan sebagai kekayaan juga warisan kebudayaan dari Indonesia. Berikut ini daftar tarian dari Jawa Timur, antara lain:
-
Tari Gandrung Banyuwangi
Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di BaIi, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan). Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Tarian dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan “paju”.
Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi.
-
Tari Reog Ponorogo
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai “Singa barong”, raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya.
Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya.
-
Tari Remo
Tari Remo (atau terkadang disebut juga Remong) adalah sebuah tarian yang lahir dari kawasan budaya Arek, di bagian pusat Jawa Timur. Dalam sejarahnya, Tari Remo ini diciptakan oleh orang-orang yang berprofesi sebagai penari keliling (tledhek) di Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Pada perkembangan selanjutnya, seiring berkembangnya kesenian Ludruk di tengah masyarakat sekitar abad ke 19, Tari Remo digunakan menjadi tarian pembuka dari pentas pertunjukan Ludruk. Sebelum seorang pemain Ludruk membawakan kidungan dan parikan, Tari Remo ditampilkan sebagai pembuka dan ucapan selamat datang bagi para hadirin yang menyaksikan.
Begitu lekatnya Ludruk dengan Tari Remo, sehingga kedua produk seni tersebut menyatu menjadi sebuah paket pertunjukan yang masing-masing tidak bisa dipisahkan. Setelah Indonesia merdeka, lambat laun fungsi dan posisi Tari Remo semakin berkembang. Tari Remo kini sering digunakan sebagai tarian penyambutan tamu-tamu istimewa, seperti pejabat, delegasi asing, dan lain sebagainya.
Awalnya, Tari Remo adalah tarian yang khusus dibawakan oleh kaum pria. Hal ini berkaitan dengan cerita atau tema dari Tari Remo itu sendiri. Tari Remo bercerita tentang kepahlawanan seorang pangeran yang berjuang dalam medan pertempuran. Untuk itu, sisi maskulin dalam Tari Remo sangat ditonjolkan.
Namun dalam perkembangannya, banyak kaum perempuan yang tertarik untuk belajar dan membawakan Tari Remo, bahkan kini Tari Remo banyak ditarikan oleh perempuan. Walaupun demikian, busana ala pria yang digunakan sebagai kostum Tari Remo tidak banyak diubah, meski yang menarikannya seorang perempuan.
-
Tari Jaranan Buto
Tari Jaranan Buto dimainkan oleh 16-20 orang. Peralatan yang mengiringi kesenian jaranan buto adalah kendang, gong, terompet, kethuk dan kuda kepang dengan kepala berbentuk raksasa atau bentuk babi hutan serta topeng berbentuk kepala binatang buas. Kesenian ini biasanya dilakukan mulai pada Pukul 10.00 pagi hingga 16.00 sore.
Evolusi paling signifikan dari seni ini adalah ekspresi seni itu sendiri yang lebih kuat. “Hampir” tidak ada unsur magic yang terlibat. Saya memang tidak melihat kehadiran unsur-unsur magic, dan begitulah yang saya dengar dari salah satu penonton lokal yang menginformasikan bahwa tidak ada yang kalap-kalapan. Saya tulis “hampir” karena saya tidak menonton hingga tuntas dan terus terang saja belum yakin benar memang tidak akan ada yang kalap (intrance).
Jaranan buto secara harfiah berarti “kuda lumping raksasa”. Mungkin ini muncul karena daerah Banyuwangi terkenal dengan legenda Menak Jinggo, seorang raja kerajaan Blambangan yang dilukiskan sebagai seorang “buto” atau raksasa. Sesuai dengan namanya, para pemain kesenian ini berperawakan besar dengan kostum buto. Gerakan-gerakan tarinya juga mengekspresikan ke-raksasa-an. Tegap, berani dan kuat.
-
Tari Reog Kendang
Tari ini disebut juga dengan Reog Tulungagung, Karen berkembang didaerah Tuliunggagung dan sekitarnya. Konon tarian ini melukiskan tentang iringan-iringan prajurit kediri ketika hendak menjebak raksasan di kawah gunung Kemput, Kisah tarian ini erat hubungannya dengan legenda terjadinya kota Kediri.
Versi lain menyebutkan bahwa tarian ini diilhami oleh permainan gendang prajurit bugis dalam salah satu kesatuan laskar trunojoyo, Alat yang digunakan adalah Tam-Tam (kendang kecil yang digendong).
17. Tarian Tradisional Daerah Bali
Pulau Dewata Bali memiliki pemandangan yang indah dan diakui dunia. Banyak wisatawan luar negri bahkan menyamakan pulau Bali sebagai surganya dunia. Namun, bukan hanya keindahan alam saja, segudang kekayaan budaya Bali juga tidak lepas dari perhatian dunia, diantaranya adalah tarian tradisional Bali. Berikut ini daftar tarian dari Bali, antara lain:
1. Tari Barong
Tari Barong merupakan tarian tradisional Bali yang cukup terkenal. Tari Barong ini adalah warisan kebudayaan sebelum munculnya agama Hindu di tanah dewata. Tarian Tradisional Bali tersebut ditarikan oleh dua orang laki-laki, satu bagian kepala dan satunya lagi dibagian ekor, sehingga kelihatanya seperti binatang berkaki empat.
Tari Barong dipertunjukkan memvisualkan pertarungan yang sengit antara kebajikan yang dilambangkan dengan barong dengan kebatilan yakni rangda dan dipertunjukkan dengan penuh sajian humor.
2. Tari Kecak
Tari Kecak merupakan pertunjukan tarian seni khas Bali yang lebih utama mengisahkan tentang Ramayana dan dimainkan oleh kalangan laki-laki. Tarian tersebut dipertunjukkan oleh banyak atau lebih penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu meneriakkan “cak” dan mengangkat kedua lengan, memvisualkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama menghadapi Rahwana.
Para penari yang duduk melingkar tersebut menggunakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang menjadi tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman dan Sugriwa.
3. Tari Pendet
Tari Pendet pada awalnya adalah tari pemujaan yang banyak didemikan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian tersebut disimbolkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia.
Tetapi, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengganti Tari Pendet menjadi ucapan selamat datang.
Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang membutuhkan pelatihan intensif, Pendet bisa ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa ataupun gadis.
4. Tari Topeng
Eksistensi topeng dalam masyarakat Bali yang berhubungan erat dengan upacara keagamaan Hindu, karena kesenian luluh dalam agama dan masyarakat. Tari Topeng Bali merupakan sebuah budaya yang akrab dengan nuansa ritual magis, biasanya yang dipertunjukkan di tengah masyarakat ialah seni yang disakralkan.
Tuah dari topeng yang mencerminkan dewa-dewa diyakini sanggup memberikan ketenteraman dan keselamatan.
5. Tari Legong
Tari Legong merupakan tari klasik Bali yang pada awal mulanya adalah tarian kraton yang hanya dipentaskan di kawasan keraton pada masa kerajaan Bali.
Tari Legong ditarikan oleh 2 hingga 3 orang penari yang mendatangkah tokoh “Condong”, sebagai pembuka tarian tersebut, namun sekali-kali tari legong tersebut tidak mendatangkah tokoh tersebut, tergantung jumlah penarinya.
6. Tari Condong
Tari condong merupakan tari tradisional yang berasal dari istana di Bali pada pertengahan abad ke-19. Penciptanya tidak diketahui, namun keyakinan masyarakat yang tumbuh membentuk bahwa ada pangeran dari Sukawati sakit parah memperoleh penglihatan 2 gadis cantik menari dengan anggun ditemani musik gamelan.
Sesudah pengeran tersebut sehat kembali, pangeran tersebut mereka ulang tarian yang dia pernah lihat. Tarian tersebut awalnya mengisahkan kisah 2 bidadari bernama Supraba dan Wilotama. Semenjak dekade 1930-an, kisah tersebut diganti menjadi seorang raja ataupun ratu.
Tari Condong biasanya dipakai sebagai pendahuluan dari tari legong, tarian tersebut dibawakan dengan dibarengi oleh gamelan pangulingan.
18. Tarian Tradisional Daerah Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat berada di dalam rangkaian Sunda Kecil dan juga termasuk dalam kawasan Kepulauan Nusa Tenggara. Provinsi yang mempunyai singkatan NTB tersebut memiliki 10 Kabupaten atau Kota, dengan Ibukota yang berada di Mataram. Berikut ini daftar tarian dari Nusa Tenggara Barat, antara lain:
-
Tari Gandrung
Tari Gandrung merupakan seni tari asal Lombok yang populer di kalangan suku Sasak. Tari Gandrung juga disebut dengan Jangger. Beberapa sejarahwan mengatakan bahwa tari gandrung sudah ada sejak zaman Erlangga di Jawa Timur.
Tari ini lahir dalam keadaan saat tersedia perangkat gameran untuk menghibur para prajurit yang pulang dari medan perang. Pada saat itu prajurit ingin bergembira dan bersukaria, lantas datanglah seorang wanita cantik yang menari dan mengajak para prajurit yang dikehendakinya untuk menari. Acara ini terus berlanjut dengan penari yang berganti-ganti dan mengajak satu per satu prajurit itu menari bersama.
Tari Gandrung biasanya dilakukan pada sebuah arena yang dikelilingi penonton. Diantara penonton tersebut adalah sekaligus sebagai calon penari Gandrung. Dalam bahasa Sasak disebut dengan “pengibing” atau “ngibing” yang berarti menari.
-
Tari Tandang Mendet
Tari tandang mendet adalah salah satu tarian yang ada sejak zaman kejayaan Kerajaan Selaparang yang menggambarkan olah ke-prajuritan atau peperangan.
Tarian ini dimainkan oleh belasan orang yang berpakaian lengkap dengan membawa tombak, tameng, kelewang (pedang) dan diringi Gendang Beleq serta syair-syair yang menceritakan tentang keperkasaan dan perjuangan, tarian ini bisa ditemui di Sembalun.
-
Tari Rudat
Tari Rudat merupakan sebuah tari tradisional yang masih banyak terdapat di Pulau Lombok.Dibawakan oleh 13 penari yang berdandan mirip prajurit.Berbaju lengan panjang warna kuning, celana sebatas lutut warna biru, berkopiah panjang mirip Aladin warna merah yang dililit kain warna putih atau biasa disebut tarbus.Mereka dipimpin oleh seorang komandan yang mengenakan kopiah mirip mahkota, lengkap dengan pedangdi tangan.Biasanya tarian ini dibawakan pada saat upacara khitanan, katam Al Quran, Maulid Nabi peringatan Isra Mi’raj, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya.
Pada awalnya, tari rudat tumbuh dan berkembang di pesantren sebagai sarana dakwah.Seiring berjalannya waktu, tarian ini menjadi tarian rakyat.Tak heran, kita pun bisa dengan mudah menjumpainya di daerah Kuningan, Banten, Lampung, bahkan di Karangasem Bali.
Tari Rudat ditarikan sambil menyanyi dengan lagu yang melodi dan iramanya seperti lagu melayu.Syairnya ada yang berbahasa Arab dan ada pula yang berbahasa Indonesia. Tari Rudat diiringi sejumlah alat musik rebana yang terdiri dari jidur, rebana, dap, mandolin dan biola. Gerak tarian rudat merupakan gerak seni bela diri pencak silat yang menggambarkan sikap waspada dan siap siaga prajurit Islam tempo dulu.
-
Tari Gendang Beleq
Tari Gendang Beleq adalah salah satu tarian dari Lombok, dinamakan demikian karena memakai gendang yang sangat besar. Kesenian Gendang Beleq sudah menjadi tradisi di Suku Sasak sejak lama dan merupakan kesenian peninggalan Kerajaan Selaparang Lombok yang menguasai sebagian wilayah pulau Lombok bagian timur pada zaman kerajaan Anak Agung. Disebut Gendang Beleq, karena menggunakan Gendang berukuran besar yang dalam bahasa sasak disebut Beleq.
Kesenian Gendang Beleq, awal masuknya di pulau Lombok, digunakan oleh para tokoh agama untuk menyebarkan islam di daerah ini. Saat itu, kesenian ini dimainkan untuk mengumpulkan warga, yang akan diberikan ceramah agama maupun kegiatan keagamaanlainnya.
Untuk memainkan kesenian ini membutuhkan kekompakan dalam kelompok, sehingga harus dimainkan secara utuh. Musik yang dimainkan, tari yang ditampilkan dalam kesenian Gendang Beleq, menggambarkan jiwa satria masyarakat Suku Sasak Lombok dalam mempertahankandaerahnya.
-
Tari Sere
Pada masa kejayaan kesultanan Bima, banyak sekali tarian dan kreasi seni yang diciptakan. Secara umum, tarian tradisional Bima dibagi dalam tiga kelompok, yaitu Tari klasik Istana atau yang dikenal dengan Mpa’a Asi, Tarian Rakyat atau Mpa’a Ari Mai Ba Asi, serta tarian Donggo. Tarian Donggo adalah tarian yang dikreasi oleh masyarakat Donggo dan ditujukkan untuk upacara-upacara Adat.
Tari Sere merupakan tari klasik Istana. Tari ini diciptakan oleh Sultan Abdul Khair Sirajuddin, dimainkan oleh dua orang perwira kesultanan, bersenjatakan tombak dan perisai. Dengan wajah perkasa serta keberanian yang membara, dua perwira melompat dan berlari ke segala penjuru, berenjatakan tombak menyerang dan menangkis serangan musuh. Sebagai pancaran menghadapi musuh-musuh Dou Labo Dana (Rakyat dan Negeri).
Para penari selalu melakukan gerakan melompat sambil berlari, oleh sebab itu tari ini di berinama mpa’a sere , yang berarti melompat sambil berlari (sere). Tari ini diiringi musik tambu (tambur). Hingga kini, Sere masih tetap eksis, dan selalu digelar atau dipertunjukkan pada saat penyambutan tamu-tamu penting pada acara-acara Pemerintah maupun perayaan Hanta UA PUA.
19. Tarian Tradisional Daerah Nusa Tenggara Timur
Daerahnya yang termasuk kepulauan dan penduduknya yang terdiri dari bermacam suku menjadikan provinsi Nusa Tenggara Timur kaya dengan kebudayaan khasnya dibidang tari tradisional atau tarian daerahnya. Berikut ini daftar tarian dari Nusa Tenggara Timur, antara lain:
1. Tari Hopong
Tari Hopong merupakan salah satu ritual adat yang ada di masyarakat Helong yang bermukim di Pulau Timor dan Pulau Semao Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Upacara Hopong adalah merupakan ritual yang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan dan Nenek Moyang.
Upacara dan tarian Hopong ini dilakukan pada masa panen di sebuah rumah yang telah ditentukan bersama dengan dihadiri oleh para tetua adat serta lapisan masyarakat Helong. Tarian Hopong menggambarkan kehidupan bersama, nilai religius dan gotong royong masyarakat Helong.
Tarian Hopong dibarengi dengan musik tradisional yang dimainkan dari gendang, tambur dan gong.
2. Tari Kataga
Tari Kataga merupakan tarian khas Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bernuansa peperangan. Tari Kataga adalah tarian perang dari Kabupaten Sumba Barat, NTT, yang dilakukan oleh sejumlah penari pria dengan mengenakan kostum atau pakaian tradisional khas NTT dilengkapi dengan senjata tradisional berupa pedang dan perisai.
Tarian Kataga biasanya ditampilkan diberbagai acara adat, penyambutan tamu maupun pertunjukan budaya yang diadakan oleh pemerintah NTT maupun masyarakat.
3. Tari Cerana
Tari Cerana merupakan tarian daerah Kupang Nusa Tenggara Timur yang ditampilkan untuk penyambutan tamu.Tari Cerana ditampilkan oleh penari pria dan 6 orang penari wanita dengan menggunakan busana atau pakaian adat daerah NTT serta iringan musik. Gerakan para penari lebih cenderung lembut sebagai simbol kehormatan.
Awal pertunjukan penari wanita menari dengan iringan musik dan pria bergabung dengan gerakan antara pria dan wanita berbeda. Gerakan wanita lembut dengan ditangan sirih dan pinang untuk diberikan kepada penonton, sedangkan penari pria dengan gerakan tangan direntangkan.
Alat musik yang digunakan adalah Sasando dengan tempo lambat dan cenderung lembut, sehingga akan terjalin hubungan harmoni antara gerakan dengan iringan sasando.
Kostum tari ini dengan pakaian adat. Pada rambut dengan menggunakan konde dan sarung dari dada sampai kaki. Konde tersebut cerminan khas kupang serta ikat kepala yang berbentuk sabit. Aksesoris tari ini seperti kalung, gelang, dan sabuk berbentuk khas.
Penari pria dengan pakaian adat berupa baju lengan panjang kain selampang serta sarung serta menggunakan ikat kepala serta dilengkapi dengan kalung yang khas.
20. Tarian Tradisional Daerah Papua
Di antara tarian tradisional dari masing-masing Provindi di Indonesia, tarian dari Papua merupakan tarian tradisional unik dan menarik. Berikut ini daftar tarian dari Papua, antara lain:
-
Tari Selamat Datang
Tari Selamat Datang merupakan tari tradisional dari Papua. Tarian tersebut umumnya dijalankan oleh para penari pria maupun wanita guna menerima tamu penting ataupun tamu kehormatan yang menyambangi Papua.
Tari Selamat Datang merupakan salah satu tarian yang cukup populer di Papua. Selain gerakannya yang khas dan lincah, tentu tarian tersebut kaya akan makna dan nilai-nilai di dalamnya.
-
Tari Musyoh
Tari Musyoh merupakan tarian sakral ritual untuk menolaj arwah orang yang meninggal karena kecelakaan dan dipercayai bahwa arwah orang yang meninggal karena kecelakaan tersebut tidak tenang, maka dengan diselenggarakan tari musyoh akan membuat arwahnya tenang.
21. Tarian Tradisional Daerah Maluku Utara
Keunikan seni tari tradisional tersebut ikut serta dalam menarik para turis dari dalam maupun luar negeri untuk berlibur dan mengeksplorasi indahnya alam di provinsi Maluku Utara. Tidak terkecuali untuk tari tradisional dari Maluku Utara. Berikut ini daftar tarian dari Maluku Utara, antara lain:
1. Tari Cakalele (Tari Perang)
Tari Cakalele merupakan tarian daerah Maluku yang masuk dalam kategori tari tradisional berupa tari perang. Tari Cakelel adalah tarian tradisional yang pada umumnya ditarikan oleh sejumlah pria, namun ada juga beberapa penari wanita sebagai pendukung.
Dalam pertunjukannya penari pria menari menggunakan atribut berupa parang (pedang) dan salawaku (tameng). Sedangkan penari wanita biasanya menggunakan lenso (sapu tangan). Selain itu dalam Tari Cakalele ini, biasanya dipimpin oleh seorang penari yang berperan sebagai Kapitan (pemimpin tarian) dan seorang yang menggunakan tombak yang menjadi lawan tandingnya.
Tari Cakalele dibawakan dengan diiringi oleh iringan musik tradisional seperti tifa, gong, dan bia (kerang yang ditiup). Irama yang dimainkan dalam mengiringi tarian ini biasanya merupakan irama yang bertempo cepat layaknya genderang perang pada zaman dahulu, sehingga dapat memicu semangat para penari dan tak jarang membuat para penonton terbawa suasana tersebut. Gerakan para penari biasanya disesuaikan dengan musik pengiring ini. Karena kadang irama yang dimainkan bisa jadi kode saat berganti gerakan atau formasi para penari.
2. Tari Soya-Soya
Tari soya-soya merupakan tari tradisional yang berasal dari Maluku Utara. Tari Soya soya ini menggambarkan tentang perjuangan masyarakat Kayoa, di Kabupaten Halmahera Selatan pada zaman dahulu.
Pakaian tradisional atau kostum yang dikenakan dalam tari soya-soya ini adalah pakaian berwarna putih dan kain sambungan mirip rok berwara-warni, yaitu merah, hitam, kuning, dan hijau. Setiap penari mengenakan ikan kepala berwarna kuning (taqoa) yang merupakan simbol seorang prajurit perang. Perlengkapan yang digunakan adalah berupa pedang (ngana-ngana) dari bambu berhiaskan daun palem (woka) berwarna merah, kuning dan hijau, serta dipasangkan kerincing atau biji jagung di dalamnya. Selain itu, para penari juga membawa perisai (salawaku).
Sementara musik pengiring tari soya-soya adalah musik tradisional Maluku Utara yang dimainkan dari alat musik gendang (tifa), gong (saragai), dan gong yang berukuran kecil (tawa-tawa). Gerakan di tarian ini menggambarkan terlihat seperti menyerang, mengelak dan menangkis. Jumlah penari soya-soya sendiri tidak ditentukan. Bisa hanya empat orang dan bahkan hingga ribuan penari.
3. Tari Tide-Tide
Tari tide tide adalah tarian tradisional khas suku Togela (tobelo dan Galela) daerah Halmahera Utara yang dipentaskan pada saat pesta rakyat maupun pesta perkawinan.
Gerakan pada tarian Tidetide memiliki makna tertentu yang dapat diartikan sebagai bahasa pergaulan sehingga Tidetide juga dikenal sebagai tari pergaulan dari Maluku Utara. Tarian ini dibawakan oleh kelompok penari pria dan wanita yang berjumlah 12 orang sambil diiringi tabuhan musik tradisional dari alat musik tifa, gong dan biola.
Tarian Tide-Tide yang berasal dari daerah ternate dan tarian tersebut mempunyai ciri khas adat seatoran Maluku kie raha sehingga tarian ini di pakai dalam upacara perkawinan maupun acara hajatan dan lain-lain. Tarian ini memiliki arti kesuburan alam semesta serta motif-motif mistik.
4. Tari Dengedenge
Selain Tide-tide, Halmahera Utara juga memiliki Dengedenge sebagai tarian pergaulan yang biasanya dibawakan oleh sekelompok penari pria dan wanita sambil diiringi nyanyian-nyanyian berupa syair pantun yang memiliki makna cinta dan harapan di masa depan.
Tidak jarang tarian ini diakhiri dengan sebuah kesepakatan untuk menikah antara si penari pria dan wanita. Nyanyian pengiring Dengedenge dibawakan dengan cara saling berbalas-balasan.
5. Tari Gumatere
Tari Gumatere merupakan sejenis tarian tradisional masyarakat Maluku Utara yang dimaksudkan untuk meminta petunjuk atas suatu persoalan ataupun fenomena alam yang sedang terjadi. Tarian ini dibawakan oleh 30 orang penari pria dan wanita.
Penari pria menggunakan tombak dan pedang sedangkan penari wanita menggunakan lenso. Yang unik dari tarian ini adalah salah seorang penari akan menggunakan kain hitam, nyiru dan lilin untuk ritual meminta petunjuk atas suatu kejadian. Gumatere merupakan tarian tradisional rakyat Morotai.
22. Tarian Tradisional Daerah Maluku
Selain daratannya yang penuh keindahan, Maluku juga diberikan keindahan alam bawah lautnya yang mempesona. Keadaan tersebut membuat Maluku sebagai salah satu tempat destinasi para turis dari dalam maupun luar negeri. Selain alamnya yang indah, daya tarik dari daerah tersebut juga berada pada keistimewaan seni budayanya. Keadaan tersebut dapat kita lihat dari tarian tradisionalnya. Berikut ini daftar tarian dari Maluku, antara lain:
-
Tari Katreji
Tari Katreji termasuk tari pergaulan kawasan Maluku yang sering ditampilkan pada program peresmian pejabat di Maluku ibarat peresmian Kepala Desa, Bupati maupun Gubernur. Tarian tersebut diyakini adalah salah satu produk akulturasi budaya dari penjajah pada masa kemudian (Belanda dan Portugis) serta budaya lokal Maluku.
Perpaduan tersebut masih nampak terdapat dalam arahan yang memakai bahasa Belanda maupun Portugis serta ragam referensi gerak tariannya.
-
Tari Orlapei
Tarian Orlapei merupakan tarian tradisional Maluku yang dipertunjukan dalam rangka penyambutan para tamu kehormatan pada acara-acara Desa di Maluku. Tari Orlapei pada umumnya menggambarkan suasana hati yang gembira dari seluruh masyarakat terhadap kedatangan tamu kehormatan di Negeri/Desa-nya, dan menjadi ungkapan Selamat Datang.
Kombinasi referensi lantai dan gerak serta rithem musik ludang keringh memperkuat ungkapan betapa seluruh masyarakat Negeri atau Desa setempat merasa sangat bahagia dengan tiba nya tamu kehormatan di Negeri atau Desa mereka.
-
Tari Saureka Reka
Seperti halnya tari Orlapei, tari Saureka reka menggunakan properti gaba-gaba. Tarian Saureka-reka yang merupakan tari tradisional Maluku ini ibarat dengan permainan engklek namun mempunyai sedikit perbedaan yaitu apabila dalam permainan tradisional engklek sang pemain harus melompat dan dihentikan menginjak garis gambar, sedangkan pada tarian saureka-reka, pemain harus melompat menari mengikuti sekaligus menghindari hentakan gaba-gaba yang dimainkan oleh pemain lainnya.
Tari Saureka-reka umumnya terdiri dari 8 orang penari , terdiri dari 4 orang laki-laki yang bertugas menghentakan gaba-gaba dan 4 orang perempuan yang menari diatara gaba-gaba mengikuti irama musik tradisional Maluku yang mengiringi tarian saureka-reka.
23. Tarian Tradisional Daerah Gorontalo
Gorontalo mempunyai kebudayaan yang tergolong sangat unik. Budaya yang indah dan unik yang dipunyai oleh Provinsi Gorontalo diantaranya ialah seni tari tradisional. Berikut ini daftar tarian dari Gorontalo, antara lain:
1. Tari Dana-Dana
Tari dana-dana adalah tari pergaulan remaja gorontalo. Tarian tersebut dijalankan oleh 2 hingga 4 orang laki-laki. Tarian tersebut dimainkan dengan gerakan-gerakan yang dinamis dan lincah. Dalam tarian ini seluruh anggota badan harus bergerak sesuai dengan irama musik. Tarian ini diiringi oleh alat musik gambus dan rebana serta lagu berisi pantun yang bertema percintaan atau nasehat-nasehat yang bertemakan kehidupan remaja. Tarian dana-dana memang menggambarkan sosok remaja yang energik dengan gairah hidup yang besar, kehidupan dunia remaja dan keakraban pergaulan remaja.
Tarian dana-dana dari Gorontalo ini mulai dikenal seiring dengan masuknya pengaruh agama Islam ke Gorontalo. Pada tahun 1525 M, Tari Dana-Dana turut serta menyebarkan dakwah Islam di Gorontalo. Tarian ini dipentaskan pada saat pesta pernikahan Sultan Amay dan Putri Owotango. Tarian ini sebenarnya dibawakan secara berpasang-pasangan antara remaja laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, ketatnya ajaran Islam pada saat itu tidak mengijinkan laki-laki bisa dengan mudah menyentuh perempuan yang bukan muhrimnya sehingga tari dana-dana hanya dibawakan oleh kaum laki-laki saja.
2. Tari Polo-Palo
Tari Polo-palo merupakan tari pergaulan yang berasal dari Provinsi Gorontalo. Polo-palo sendiri adalah sebuah alat musik tradisional yang berasal dari Gorontalo. Alat musik tradisional Polo-palo adalah alat musik jenis idiofon atau golongan alat musik yang sumber bunyinya diproleh dari badannya sendiri (M. Soeharto 1992:54), Dalam artian bahwa ketika Polo-palo tersebut di pukul atau sebaliknya memperoleh pukulan, bunyinya akan dihasilkan dari proses bergetarnya seluruh tubuh Polo-palo tersebut.
Pada tari polo-palo tradisional pemukul tidak hanya dimainkan dengan cara memukulkannya pada alat musik tetapi juga pada bagian anggota penari khususnya lutut dengan irama yang beraturan. Sedangkan pada tari polo-palo modern, pemukul hanya dipukulkan pada alat musiknya, tidak pada bagian tubuh.
3. Tari Saronde
Tari Saronde merupakan tarian tradisional dari Provinsi Gorontalo. Tari Saronde ini adalah merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat Gorontalo yang diangkat dari tradisi masyarakat Gorontalo saat malam pertunangan dalam rangkaian upacara perkawinan adat. Pada awalnya, tari saronde dilakukan oleh pengantin, demikian juga dengan orang yang diminta untuk menari ketika dikalungkan selendang oleh pengantin dan para penari dengan iringan musik rebana dan nyanyian vokal, diawali dengan tempo lambat yang semakin lama semakin cepat.
Untuk gerakan dalam Tari Saronde biasanya lebih didominasi oleh gerakan mengayunkan kaki dan tangan ke depan secara bergantian. Penari juga sering memainkan selendangnya dengan berputar-putar. Selain dilakukan secara berpasangan, formasi penari pun sering berubah-ubah sehingga menggambarkan keceriaan dan kebahagian dari para penari.
Tari Saronde umumnya dibarengi oleh iringan musik rebana dan nyanyian vokal. Lagu yang dinyanyikan untuk mengiringi tarian ini biasanya merupakan lagu khusus Tari Saronde. sedangkan tempo yang dimainkan dalam mengiringi tarian ini biasanya disesuaikan dengan lagu dan gerakan para penari.
24. Tarian Tradisional Daerah Sulawesi Selatan
Tar tradisional dari Sulawesi Selatan merupakan penggambaran dari keseharian dari masyarakat Sulawesi Selatan yang ditampakkan ke dalam sebuah karya seni dan budaya yang berbentuk tari tradisional. Berikut ini daftar tarian dari Sulawesi Selatan, antara lain:
-
Tari Kipas Pakarena
Tari Kipas Pakarena merupakan tarian tradisional dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan. Tarian tersebut dipentaskan oleh penari wanita dengan berkostum adat dan menari dengan tariannya yang khas juga menggunakan kipas sebagai pelengkap menarinya. Tarian tersebut sering digelar di berbagai macam acara adat ataupun hiburan.
Dalam pertunjukan Tari Kipas Pakarena biasanya ditampilkan oleh 5-7 orang penari wanita. Dengan berbusana adat dan diiringi musik pengiring yang dimainkan dari alat musik tradisional Sulawesi Selatan yang sering disebut dengan gondrong rinci.
-
Tari Pattennung
Tari Pattennung adalah tari tradisional dari Sulawesi Selatan. Tari Patenung menggambarkan wanita-wanita asal Sulawesi selatan yang sedang menenun. Tarian Pattenung ini menggambarkan pula kesabaran dan ketekunan serta bagaimana gigihnya para perempuan Toraja Sulawesi Selatan yang menenun benang menjadi kain.
Adapun penari pattennung memakai pakaian adat khas Sulawesi Selatan yakni berbentuk baju bodo panjang, lipaq sabbe (sarung), curak lakba, serta hiasan bangkara, rante ma’bule, pontoyang digunakan dalam tari pattenun. Adapun properti yang digunakan berupa sarung lempar.Tarian Pattennung ini diiringi oleh iringan instrumen musik tradisional suling dan gendang.
-
Tari Ma’Gellu
Tari Ma’gellu merupakan tarian tradisional Sulawesi Selatan. Tarian Ma’gellu awalnya dikembangkan di Distrik Pangalla’, sekitar 45 km ke arah Timur dari kota Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.
Tarian ini umumnya dipentaskan pada upacara adat khusus yang disebut Ma’Bua’, yang berkaitan dengan upacara pentasbihan Rumah adat Toraja atau Tongkonan, atau keluarga penghuni tersebut telah melaksanakan upacara Rambu Solo’ yang sangat besar (Rapasaan Sapu Randanan). Seiring perkembangannya, saat ini tarian Ma’gellu’ juga dipertunjukkan di upacara kegembiraan seperti pesta perkawinan, syukuran panen, dan acara penerimaan tamu terhormat.
Tarian Ma’gellu dilakukan oleh remaja putri berjumlah ganjil diiringi irama gendang yang ditabuh oleh remaja putra yang berjumlah empat orang.
-
Tari Ma’randing
Tari Ma’randing merupakan tarian tradisional Sulawesi Selatan yang dipentaskan pada pemakaman besar (biasanya orang dengan kasta tinggi). Para penari menggunakan pakaian perang tradisional dan senjata. Tari ini secara mendasar adalah sebuah tari partriotik atau tari perang.
Kata ma’randing sendiri berasal dari kata randing yang berarti “mulia ketika melewatkan”. Tari ini menunjukkan kemampuan dalam memakai senjata tradisional Sulawesi Selatan dan menunjukkan keteguhan hati serta kekuatan seseorang yang meninggal selama hidupnya.
25. Tarian Tradisional Daerah Sulawesi Tenggara
Tarian tradisional berasal dari Sulawesi Tenggara tersebut memiliki ciri kekhasan gerak dan juga musik pengiring yang erat kaitannya dengan Pulau Sulawesi. Berikut ini daftar tarian dari Sulawesi Tenggara, antara lain:
1. Tari Dinggu
Tarian tradisional satu ini menggambarkan aktivitas dan kebiasaan masyarakat Tolaki pada saat musim panen. Namanya adalah Tari Dinggu. Tari Dinggu adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara.
Tarian ini merupakan tarian rakyat yang menggambarkan suasana dan aktivitas masyarakat saat musim panen, terutama musim panen padi. Tari Dinggu biasanya ditampilkan oleh para penari pria maupun wanita dengan berpakaian layaknya para Petani pada zaman dahulu.
Tarian ini sangat dikenal di masyarakat Tolaki di Sulawesi Tenggara dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti pesta panen raya, penyambutan, perayaan hari besar, festival budaya dan lain-lain.
2. Tari Balumpa
Tarian tradisional satu ini adalah tarian penyambutan yang khas dari Sulawesi Tenggara. Namanya adalah Tari Balumpa. Tari Balumpa adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Tarian ini termasuk tarian pergaulan yang ditampilkan oleh penari wanita untuk menyambut para tamu terhormat yang datang ke sana.
Tari Balumpa ini adalah salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Tenggara, khususnya daerah Wakatobi. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, pertunjukan seni, dan festival budaya.
3. Tari Malulo
Tarian tradisional satu ini adalah tarian masal masyarakat Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara. Namanya adalah Tari Molulo. Tari Molulo atau Tari Lulo adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Tenggara. Tarian ini merupakan tarian masyarakat Suku Tolaki yang dilakukan secara masal dan bisa dilakukan oleh semua kalangan baik pria maupun wanita, tua maupun muda.
Tari Molulo juga adalah salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Tenggara, terutama di daerah Kendari dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti pernikahan adat, panen raya, dan berbagai perayaan adat lainnya.
26. Tarian Tradisional Daerah Sulawesi Barat
Berikut ini daftar tarian dari Sulawesi Barat, antara lain:
-
Tari Bulu Londong
Tarian ini dulunya merupakan tarian kemenangan Suku Mamasa yang sering dilakukan setelah pulang dari medan perang. Namanya adalah Tari Bulu Londong. Tari Bulu Londong adalah salah satu tarian tradisional sejenis tarian perang yang berasal dari daerah Mamasa, Sulawesi Barat.
Tarian ini merupakan tarian yang dibawakan oleh para penari pria dengan berpakaian dan bersenjata seperti layaknya para prajurit pada zaman dahulu. Seperti halnya tarian perang lainnya, Tari Bulu Londong merupakan salah satu tarian yang sudah hampir punah dan tidak pernah ditampilkan lagi seiring dengan tidak adanya perang seperti zaman dahulu.
-
Tari Patuddu
Tarian tradisional satu ini merupakan salah satu tarian penyambutan yang khas dari Sulawesi Barat. Namanya adalah Tari Patuddu. Tari Patuddu adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sulawesi Barat. Tarian ini biasanya dibawakan oleh para penari wanita dengan gerakannya yang lemah gemulai dan menggunakan kipas sebagai alat menarinya.
Tarian Patuddu adalah salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Barat dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara penyambutan, pertunjukan seni, dan festival budaya.
-
Tari Toerang Batu
Tari tradisional satu ini adalah salah satu tarian perang yang berasal dari Sulawesi Barat. Namanya adalah Tari Toerang Batu. Tari Toerang Batu adalah salah satu tarian tradisional sejenis tarian perang yang berasal dari Sulawesi Barat. Tarian ini biasanya dilakukan oleh para penari pria sebagai para prajurit dan penari wanita sebagai pendukung tari.
Tari Toerang Batu ini adalah tarian perang yang hampir punah dan mulai dihidupkan kembali oleh masyarakat disana sebagai salah satu seni budaya masyarakat Mandar di Poliwali Mandar, Sulawesi Barat.
27. Tarian Tradisional Daerah Sulawesi Utara
Berikut ini daftar tarian dari Sulawesi Utara, antara lain:
1. Tari Katrili
Tarian tradisional satu ini merupakan tarian perpaduan antara budaya Eropa dan budaya Minahasa di Sulawesi Utara. Namanya adalah Tari Katrili. Tari Katrili adalah salah satu tarian tradisional masyarakat Suku Minahasa di Sulawesi Utara. Tarian ini tergolong tarian hiburan atau tarian pergaulan masyarakat yang dilakukan oleh para penari pria dan wanita.
Tari Katrili ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Suku Minahasa dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti perayaan, pernikahan, penyambutan dan festival budaya. Tari Katrili ini merupakan tarian tradisional perpaduan antara budaya Eropa dan budaya Minahasa. Sehingga sekilas terlihat seperti tarian modern, walaupun sudah ada sejak zaman dahulu.
Menurut sejarahnya, Tari Katrili sudah ada sejak bangsa Spanyol dan Portugis datang ke Sulawesi Utara. pada saat itu mereka datang untuk membeli hasil bumi yang ada di tanah Minahasa. Karena hasil yang mereka dapatkan sangat banyak, mereka merayakannya dengan pesta yang meriah dan diramaikan dengan tarian yang dilakukan secara berpasangan antara pria dan wanita.
2. Tari Gunde
Tarian tradisional satu ini merupakan salah satu tarian klasik yang berasal dari Sangihe, Sulawesi Utara. Namanya adalah Tari Gunde. Tari Gunde adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Sangihe, Sulawesi Utara. Tari Gunde ini biasanya ditarikan oleh para penari wanita dengan gerakannya yang khas dan musik tradisional. Tari Gunde merupakan salah satu tarian klasik yang cukup terkenal di Sangihe, Sulawesi Utara, dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti upacara adat, penyambutan dan berbagai acara budaya lainnya.
Tari Gunde merupakan tarian tradisional masyarakat Sangihe Talaud yang sudah ada sejak zaman dahulu. Tarian ini dulunya merupakan tarian yang ditampilkan untuk penyembahan kepada Genggona Langi (sang pencipta alam). Selain menjadi tarian rakyat, Tari Gunde juga merupakan tarian istana dan sering ditampilkan di lingkungan istana pada acara tertentu.
Untuk menarikan Tari Gunde di istana, biasanya penari diseleksi terlebih dahulu sehingga yang menarikan tarian ini merupakan penari terbaik. Berbeda dengan Tari Gunde dikalangan masyarakat yang bisa dimainkan tanpa seleksi namun harus memiliki kemampuan menari dan masih gadis.
3. Tari Tumatenden
Tarian tradisional satu ini merupakan tarian yang diangkat dari cerita rakyat Minahasa di Sulawesi Utara. Namanya adalah Tari Tumatenden. Tari Tumatenden adalah salah satu tarian tradisional yang diangkat dari cerita rakyat Minahasa di Sulawesi Utara. Dalam tarian ini menceritakan kisah cinta seorang petani dan seorang bidadari.
Cerita ini kemudian dikemas dalam bentuk gerak tari yang khas dengan diiringi musik tradisional dan ditampilkan tanpa dialog. Tarian Tumatenden ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Minahasa dan sering ditampilkan pada cara seperti pernikahan adat, pertunjukan seni dan festival budaya.
4. Tari Mahambak
Tarian satu ini merupakan salah satu tarian tradisional yang khas dari Suku Bantik di Daerah Sulawesi Utara. Namanya adalah Tari Mahambak. Tari Mahambak adalah salah satu tarian tradisional dari anak Suku Bantik di Daerah Sulawesi Utara. Tarian ini tergolong tarian yang bersifat masal atau komunal yang dilakukan oleh para penari pria dan wanita.
Dalam tarian tersebut penari menari dengan gerakan yang khas dan diiringi dengan nyanyian adat yang bertemakan persatuan dan kerukunan masyarakat Suku Bantik. Tari Mahambak ini merupakan salah satu tarian yang cukup terkenal di Sulawesi Utara dan sering ditampilkan di beberapa acara seperti upacara adat, panen raya, perayaan, penyambutan dan berbagai acara budaya lainnya. Menurut sejarahnya, masyarakat Suku Bantik dulunya terpencar ke beberapa daerah di Sulawesi Utara seperti di daerah Malalayang, Molas, Ongkau, Boyong dan lain-lain.
Sulitnya media komunikasi pada masa itu membuat pertemuan diantara mereka menjadi sesuatu yang sangat berharga. Untuk merayakan pertemuan tersebut mereka lakukan dengan menari Tari Mahambak tersebut.
28. Tarian Tradisional Daerah Kalimantan Utara
Berikut ini daftar tarian dari Kalimantan Utara, antara lain:
-
Tari Magunatip
Tari Magunatip adalah tarian tradisional yang berasal dari daerah Tarakan dan Malinau Kalimantan Utara. Pada jaman dahulu tarian magunatip digunakan sebagai latihan ketangkasan kaki dalam melompat dan menghindari rintangan. Hal ini dilakukan karena adanya perang antar suku. Kemudian latihan ketangkasan itu kini dijadikan sebuah tarian.
Dalam tarian magunatip atau lalatip yang merupakan tarian tradisional Kalimantan Utara ini terdapat tiga kelompok pemain yaitu kelompok penjepit kaki dengan menggunakan batang kayu, kelompok penari sambil menari juga menghindari jepitan kayu dan kelompok pemain musik dengan alat musik tradisional Kalimantan Utara berupa gong dan kendang.
-
Tari Jugit
Tari Jugit merupakan tarian tradisional dari Kabuaten Bulungan Kalimantan utara, yaitu tarian yang hanya ditampilkan dikalangan istana. Pada dasarnya tari jugit ini dibagi menjadi dua yaitu Jugit Paman dan Jugit Demaring, kedunya merupakan tari istana yang sakral walaupun sekilas nampaknya memiliki kesamaan, namun sebenarnya kedua tari itu memiliki perbedaan yang amat kompleks dari segi alat musik dan syair lagu, warna baju dan kain yang digunakan, gerak tangan saat memegang kipas dan selendang, serta peruntukannya untuk apa dan siapa tari itu disuguhkan.
Dimasa lampau saking sakralnya tarian ini, tari Jugit Paman hanya boleh disuguhkan kepada Sultan dan di tarikan didalam kraton sedangkan tari Jugit Demaring dapat disaksikan oleh rakyat biasa dan boleh disuguhkan diluar kraton.
-
Tari Jepen
Tari Jepen merupakan tari tradisional suku dayak pada umumnya, salah satunya yang ada di Kalimantan Utara. Tari Jepen merupakan tari bernuansa islam diiringi musik seperti musik rebana. Baju yang dikenakan berupa baju berwarna hijau dan kuning. Jumlah penarinya dalamtari ini dua orang atau lebih pasangan (perempuan dan laki-laki).
Tarian tersebut didominasi dengan gerakan kaki.Di negeri tetangga tari Jepen juga terkenal disana seperti Filipina, Brunei Darussalam dan Malaysia. Tari Jepen hampir sama dengan tari-tari yang ada diwilayah pesisir seperti Riau, dengan sebutan yang berbeda yaitu Tari Zapin atau Japin.
29. Tarian Tradisional Daerah Kalimantan Timur
Berikut ini daftar tarian dari Kalimantan Timur, antara lain:
1. Tari Gantar
Gantar merupakan sepotong bambu yang didalamnya diisi dengan biji-biji padi dan tongat panjang yang merupakan asek untuk membuat lubang ditanah saat menanam padi. Juga melukiskan keramah-tamahan suku Dayak dalam menyambut tamu yang datang ke Kalimantan Timur baik sebagai turis maupun investor dan para tamu yang dihormati kemudian diajak turut menari.
Pakain yang dipakai di sebut Ulap Doyo kain tenunan asli suku Dayak Benuaq yang diambil dari serat doyo.
2. Tari Enggang Terbang
Kancet Tebengang Madang yang dalam bahasa Indonesia berarti Tari Enggang Terbang. Tarian ini berasal dari Suku Dayak Kenyah yang menggambarkan perpindahan mereka dari Apau Kayan secara menyebar keseluruh wilaayah di Kalimantan Timur, demi mencari kehidupan yang lebih baik.
Dimana burung enggang selalu mengikuti pemimpinnya, begitu juga dengan suku Dayak Kenyah, yang selalu menuruti apa perintah pemimpinnya. Burung enggang juga merupakan symbol perdamaian. Tarian ini diawali dengan “lemaloq” yang merupakan syair dalam bahasa Dayak Kenyah bercerita tentang perjalanan mereka. Tarian ini dibawakan dengan lemah gemulai oleh gadis–gadis Dayak laksana burung enggang yang sedang terbang.
3. Tari Hudoq
Tari ini berasal dari suku Dayak Bahau dan Modang, yang merupakan tarian untuk mengusir hama-hama tanaman atau mengusir roh jahat. Biasanya para penari memakai topeng-topeng yang menakutkan dan menyeramkan, supaya dapat mengecoh dan mengusir hama tanaman atau pun roh jahat.
30. Tarian Tradisional Daerah Kalimantan Selatan
Berikut ini daftar tarian dari Kalimantan Selatan, antara lain:
-
Tarian Baksa Kambang
Pada jaman dahulu Tarian Baksa Kambang berkembang di lingkungan kraton Banjar. Fungsi tarian ini adalah untuk menyambut tamu dari negara lain atau keraton lain, untuk jaman sekarang tetap fungsinya. Selain itu Tarian Baksa Kambang juga dipentaskan dalam acara keluarga seperi Khitanan, Nikahan, pentas seni dll. Untuk melakukan tarian ini para penari membawa Kembang Bogam yaitu rangkaian dari berbagai jenis bunga diantaranya bunga mawar,bunga kantil,bunga melati,dan bunga kenanga.
Fungsi bunga nanti tersebut nanti akan diberikan kepada tamu yang hadir. Untuk jumlah penari biasanya ganjil dan tarian ini menceritakan seorang putri yang bermain di taman bunga dan sedang menari. Tarian ini dalam pentasnya diiringi oleh gamelan yang beriarama lagunya yang sudah baku,yaitu seperti Lagu Ayakan dan Jangklong atau sering disebut Kambang Murni.
-
Tarian Radap Rahayu
Tarian Rahayu merupakan tarian yang sakral, pada jaman dahulu tarian ini merupakan tarian untuk upacara ritual tolak balak bagi masyarakat Banjarmasin. Tari Radap Rahayu dilakukan pada upacara seperti kehamilan, perkawinan, dan kematian.
Tarian ini terinspirasi dari kejadian kapal Perabu Yaksa berisi patih Lambung Mangkurat yang pulang berkunjung dari kerajaan majapahit. Ketika sampai di Muara Mantuil dan akan memasuki Sungai barito, kapal ini kandas di tengah perjalanan. Perahu oleng dan nyaris terbalik. Pada intinya tarian ini merupakan gambaran rasa bersyukur karena kapal tersebut tidak tenggelam.
-
Tarian Kuda Gepang
Tarian Kuda Gepang merupakan tarian yang unik karena kudanya bukan dinaikin tetapi di jepik di ketiak. Menurut cerita dahulu Tarian ini berasal dari Lambung Mangkurat yang datang ke Majapahit untuk bertemu dengan Gajah Mada ketika mau pulang di beri hadiah kuda, ketika dinaiki kudanya lumpuh, dengan kesaktiannya kudanya di kecilin dan di bawa pakai tangan untuk dinaikkan ke kapal.
Tarian Kuda Gepang ini sangat terkenal di masyarakat Banjar biasanya dipentaskan pada upacara perkawinan, khitanan atau pentas seni. Tari ini biasanya dilengkapi juga dengan diusungnya atau bausung kedua pengantin saat menuju pelaminan.
-
Tarian Maayam Tikar
Tarian Maayam Tikar adalah jenis tari khas dari Kabupaten Tapin yang menggambarkan remaja putri dari daerah Margasari, Kabupaten Tapin yang sedang menganyam tikar dan anyaman. Tari berdurasi sekitar 6 menit ini biasanya dibawakan oleh 10 orang penari putri. Tari ini diciptakan oleh Muhammad Yusuf, Ketua Sanggar Tari Buana Buluh Merindu, dari kota Rantau, ibukota Kabupaten Tapin.
Keindahan tarian ini banyak membuat orang suka sehingga tarian ini terus berkembang di masyarakat Banjar.
31. Tarian Tradisional Daerah Kalimantan Tengah
Berikut ini daftar tarian dari Kalimantan Tengah, antara lain:
1. Tari Wadian Amun Rahu
Tarian ini pada mulanya adalah sebuah tarian tradisional Suku Dayak Kalimantan Tengah yang bersifat sakral, magis dan religius. Tarian yang biasa dimainkan oleh kaum perempuan ini pada masa lampau dimaknai sebagai prosesi adat untuk menghantarkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, setelah selesai panen padi.
Selain itu, tarian ini juga sering dilakukan sebagai salah satu prasyarat tata cara penyembuhan seseorang yang menderita penyakit.
Ciri khas dari tari Wadian Amun Rahu terlihat pada penggunaan tata busananya yang didominasi warna merah dan putih sebagai perlambang keagungan Sang Maha Pencipta.
2. Tari Jarangkang Bango
Tarian ini adalah tari kreasi baru yang diadaptasi dari tarian Suku Dayak di pedalaman Kalimantan Tengah dengan nama yang sama. Di daerah tersebut, tarian ini biasanya dimainkan oleh anak-anak.
Jarangkong Bango merupakan perangkat tari berupa benda yang dibuat dari batok kelapa yang dibelah dua, kemudian dilubangi untuk mengaitkan tali pegangan. Perangkat ini kemudian digunakan oleh para penari sebagai properti utama dalam tarian ini.
Tarian ini menunjukan sebuah kebersamaan dan kekompakan serta solidaritas anak-anak Suku Dayak Kalimantan Tengah dalam hidup bermasyarakat.
3. Tari Rantak Kipas Gempita
Tarian ini menggambarkan semangat generasi muda dalam meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan. Kemajemukan sosial dan budaya dalam diri para pemuda yang menuntut ilmu di Bumi Tambun Bungai bukanlah suatu hambatan dalam mewujudkan cita-cita bersama untuk memajukan daerah.
Dibanding konsep awalnya, sajian tarian ini telah mengalami pengembangan ragam gerak dengan tidak meninggalkan kaidah dan tehnik dasarnya.
Tarian ini dimainkan dengan lincah dan gembira, sebagai manifestasi dari semangat yang dimiliki oleh generasi muda dalam upaya ikut serta dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara.
32. Tarian Tradisional Daerah Kalimantan Barat
Berikut ini daftar tarian dari Kalimantan Barat, antara lain:
-
Tari Pingan
Tari Pingan adalah tarian tradisional yang bersifat hiburan untuk rakyat. Dalam bahasa Dayak Mualang, kata “pingan” dalam nama tarian ini artinya merupakan piring yang terbuat dari bahan dasar batu atau dari tanah liat. Sesuai dengan namanya, dalam pertunjukannya para penari akan memakai piring sebagai propertinya.
Tari Pingan ini terbagi menjadi 2 (dua) jenis yakni Tari Pingan inok (wanita) dan juga Tari Pingan laki (laki-laki). Perbedaan dari kedua jenis ini adalah pada gerakannya, dimana gerakan tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda pada gerakan atraksinya. Dalam hal tersebut Tari Pingan laki memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Tari Pingan inok.
-
Tari Jepin
Tari Jepin adalah kesenian tradisional yang berasal dari Kalimantan Barat yang diadaptasi dari kesenian melayu, agama islam, dan juga budaya lokal. Tarian ini merupakan salah satu media penyebaran dari agama Islam di Provinsi Kalimantan Barat. Tari Jepin merupakan kesenian tari gerak dan lagu yang memiliki arti disetiap gerakannya.
Menurut beberapa sumber sejarah yang ada. Tari Jepin ini awalnya merupakan kesenian yang menjadi media dakwah didalam penyebaran agama islam pada abad ke-13. Tarian ini pada awalnya ditampilkan di daerah Sambas Provinsi Kalimantan Barat. Kemudian menyebar dan juga berkembang ke berbagai daerah di Provinsi Kalimantan Barat.
-
Tari Monong
Tarian Monong ini pada awalnya merupakan tarian penyembuhan yang dilakukan oleh para dukun suku Dayak dengan membacakan mantra sambil menari. Dalam tarian ini juga diikuti oleh anggota keluarga dari yang sakit dan dipimpin oleh seorang dukun.
Tarian Monong ini merupakan ritual yang dilakukan untuk memohon penyembuhan kepada Tuhan supaya warga yang sakit diberikan kesembuhan. Namun dengan seiring perkembangan zaman, tarian ini tidak hanya digunakan sebagai tarian penyembuhan saja, tetapi juga sebagai sarana hiburan dan pelestarian kesenian tradisional suku Dayak.
33. Tarian Tradisional Daerah Papua Barat
Papua yang termasuk provinsi paling timur dari Indonesia, yang populer akan tujuan wisatanya yang sangat indah dan budayanya yang kental dengan hidup tradisional memikat perhatian wisatawan bukan hanya dari dalam negeri, namun dari luar negri juga. Berikut ini daftar tarian dari Papua, antara lain:
1. Tari Tumbu Tanah
Tarian tumbu tanah adalah jenis tarian yang populer oleh hampir tiruana suku yang berada di kawasan kepala burung Papua dan masing-masing suku menyebut tarian ini sesuai dengan bahasanya sendiri-sendiri.
Aspek kesenian yang nampak mempunyai kesamaan diantara masyarakat Arfak, Provinsi Papua Barat ialah seni tari, yang secara tradisi telah ada semenjak nenek moyang mereka dan diwariskan dari generasi ke generasi hingga sekarang.
2. Tari Musnok
Tari Musnok merupakan tarian suku bangsa Arfak yang mengisahkan ihwal penyebaran agama nasrani di Kota Sorong, Papua Barat. Tari Musnok merupakan tari tradisional Papua Barat yang pada pertunjukannya menggunakan beberapa alat musik tradisional Papua Barat menyamai seolah-olah tifa, okulele, triton, suling bambu, upsal dan tempurung kelapa.
Tari Musno Papua Barat tersebut ditarikan oleh penari yang cukup banyak yaitu berjumlah 20 hingga 50 orang, baik laki-laki ataupun perempuan.
3. Tari Suanggi
Tari Suanggi merupakan tari tradisional yang berasal dari Papua Barat. Tarian ini mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang menjadi korban angi-angi (jejadian). Tari suanggi adalah bentuk lisan masyarakat Papua Barat ihwal kekentalan nuansa magis di tempat tersebut.
Dalam dogma magis masyarakat Papua Barat, Suanggi ialah roh jahat, alasannya adalah belum ditebus dan belum menerima kenyamanan di alam bakanya. Roh-roh ini biasanya merasuk pada badan wanita. Wanita yang meninggal dikala melahirkan ditakutkan akan berkembang menjadi menjadi kapes fane. Sementara dalam kelompok masyarakat Aifat yang ludang kecepeh ke utara, sering menyebutnya sebagai kapes mapo. Roh-roh tersebut sering merasuki perempuan yang masih hidup, yang lalu secara magis bisa mencelakakan orang lain. Perempuan yang dirasuki roh tersebut selain disebut sebagai kapes mapo kadang disebut juga sebagai perempuan suanggi.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Tarian Tradisional: Pengertian, Sejarah dan 100 Tarian Tradisional Daerah di Indonesia Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.
Referensi :
The post 100 Tarian Tradisional Daerah Di Indonesia Yang Terkenal first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment